HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU SOSIAL



Penjelasan Tentang Religiusitas Dengan Perilaku Sosial


Pengertian Religiusitas Ada beberapa istilah lain dari agama, antaralain religi, religion (Inggris), religie (Belanda), religio (latin) dan Dien (Arab). Menurut Drikarya (dalam Widiyanta,2005) kata “religi” berasal dari bahasa latin religio yang akar katanya religare yang berarti mengikat. Maksudnya adalah suatu kewajiban-kewajiban atau aturan-aturan yang harus dilaksanakan, yang kesemuanya itu berfungsi untuk mengikat dan mengukuhkan diri seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya dengan Tuhan atau sesama manusia, serta alam sekitarnya.
Sedangkan Ismail (2009) berpendapat bahwa religiusitas menunjuk pada tingkat ketertarikan individu terhadap agamanya. Hal ini menunjukkan bahwa individu telah menghayati dan menginternalisasikan ajaran agamanya sehingga berpengaruh dalam segala tindakan dan pandangan hidupnya.Selanjutnya, Adisubroto (dalam Widiyanta, 2005) jugha menjelaskan bahwa manusia religius adalah manusia yang struktur mental keseluruhannya secara tetap diarahkan kepada pencipta nilai mutlak, memuaskan dan tertinggi yaitu Tuhan.

Perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. menurut Max Weber Perilaku mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat yang kemudian menimbulkan masalah-masalah. Weber menyadari permasalahan-permasalah dalam masyarakat sebagai sebuah penafsiran. Akan halnya tingkatan bahwa suatu perilaku adalah rasional (menurut ukuran logika atau sains atau menurut standar logika ilmiah), maka hal ini dapat dipahami secara langusung.


PENGARUH AGAMA PADA PRILAKU


Agama adalah pedoman perilaku moral, maka agama adalah pemengaruh perilaku moral manusia karena keyaqinan itu masuk ke dalam konstruksi kepribadian. Sejauh mana efektivitas pengaruhnya tentu tergantung dari kuat mana antara penyampai pengaruh dengan penerima pengaruh.


Setiap agama pasti memiliki aturan atau perintah masing-masing agama yang harus di patuhi oleh segenap pengikutnya. Dan aturan-aturan tersebut akan mempengaruhi pada tingkah laku atau prilaku dari pengikutnya. Akan tetapi apabila dalam menjalankan perintah atau atauran yang diberikan oleh agama dijalankan hanya karena meggugurkan kewajiban belaka maka bisa saja prilakunya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh agama. Salah satu contohny adalah ada orang yang ibadahnya rajin akan tetapi mereka juga ahli ma’siat atau ahli berbuat kemunkaran.


Dewasa ini pula banyak perilaku para pemeluk agama yang telah menyimpang jauh dari esensi ajaran agama itu sendiri. Akibatnya, agama menjelma menjadi sosok yang seram dan menakutkan. Padahal, esensi ajaran agama adalah cinta dan kasih sayang. Saat ini kita tidak hidup di zaman perang dengan senjata sebagai alat utama. Kita sekarang berpijak di era keterbukaan dan demokrasi. Seharusnya, yang tampak adalah sikap saling membantu dan menebar kedamaian.


Dapat disaksikan perbedaan antara orang yang beriman dengan ornag yang tidak beriman yang hidup menjalankan agamanya, dengan orang yang tidak menjalankan agama atau mejalankan agama dengan cara acuh tak acuh kepada agamanya. Pada wajah orang yang beragama terlihat ketentraman batin, sikapnya dan perbuatannya tidak akan menyengsarakan atau mnyusahkan orang lain, lain halnya dengan orang yang hidupnya terlepas dari iktan agama atau tali agama, hidupnya akan mudah terganggu oleh goncangan jiwa dan suasana.

Jadi hubungan religiusitas dengan perilaku sosial adalah dimana perilaku seseorang di lingkungannya yang perilakunya di jaga atau sopan sesuai agama dan terus mengikutin ajaran agamanya tidak melakukan ke jahatan yang tidak sesuai dengan ajaran agamanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan DKV dan Seni Murni

GEPENG DAN WANITA MALAM